Pagi tadi Tim Paduan Suara MIN Kedamean -didampingi tiga orang guru pembina yaitu Bapak Imam Wahyudi, Ibu Titik Nikmatul Fikriyah, dan Ibu Nurul Ainiyah- berangkat ke kantor Kemenag Gresik untuk mengikuti Lomba Paduan Suara Tingkat MI, MTs, dan MA Se-Kabupaten Gresik.
Berbeda dengan Tim Paduan Suara MIN Kedamean tahun lalu yang sempat menjuarai Aksioma Tingkat Kecamatan, pada lomba kali ini tidak ada seleksi tingkat kecamatan terlebih dahulu melainkan langsung berlaga di tingkat kabupaten. Dengan bekal minim, hanya dua kali latihan, bisa dikatakan keikutsertaan tim paduan suara ini dalam lomba level kabupaten adalah sebuah mission impossible, jika mengusung target juara. Namun bapak Kepala MIN Kedamean tidak membebani target apapun kepada tim ini kecuali untuk tampil sebaik mungkin.
Dalam technical meeting yang dilaksanakan pada hari Kamis (20/10/2016) kemarin, Tim Paduan Suara MIN Kedamean mendapat nomor peserta 09. Sebuah angka yang seharusnya menjadi keuntungan tersendiri karena umumnya penampil pertama lah yang terbebani untuk tampil apik mengingat penonton masih utuh, belum ada yang meninggalkan arena lomba.
Memperoleh kesempatan tampil setelah penampilan tim lain rupanya justru malah membuat para anggota Tim Paduan Suara MIN Kedamean grogi, menyaksikan tim-tim yang tampil sebelumnya mampu tampil kompak dan rancak.
Rasa gugup yang menyerang anggota Tim Paduan Suara MIN Kedamean sudah tampak ketika mereka naik ke atas panggung. Beberapa anggota lupa posisi dalam formasi yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga harus diingatkan oleh anggota lainnya. Para guru pembina sudah mulai ketar-ketir melihat keadaan ini. Tapi, alhamdulillah, lagu Hymne Madrasah dapat dilantunkan dengan baik, meski belum sempurna.
Ketika ketiga guru pembina dapat bernafas lega menyaksikan penampilan anak asuhnya menyanyikan lagu pertama, petaka justru datang pada lagu ke dua. Lagu Mars Madrasah yang up-beat membuat vokal tim paduan suara terdengar berlarian mendahului tempo musiknya. Gerakan-gerakan koreografi yang sudah tersusun rapi pun ikut kacau balau.
Cukup aneh sebenarnya. Jika lagu pertama yang merupakan momentum logis untuk grogi dapat mereka lewati, seharusnya lagu ke dua mampu mereka bawakan tanpa kendala berarti.
Setelah turun dari panggung, seluruh anggota Tim Paduan Suara MIN Kedamean segera diajak pulang oleh para guru pembina, tanpa menunggu pengumuman hasil lomba.
No comments:
Post a Comment