Hari ini (Jum'at, 5 April 2019) adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Akhir Daerah Berstandar Daerah Berbasis Komputer (UAMBD-BK) Tahun 2019. Untuk itu seluruh peserta didik MIN 1 Gresik (kecuali kelas 6) diliburkan selama masa ujian berlangsung.
UAMBD-BK 2019 ini adalah pembuka rangkaian ujian yang harus dihadapi oleh peserta didik kelas 6. Setelah UAMBD-BK mereka akan dihadapkan dengan Ujian Akhir Madrasah Berbasis Komputer (UAM-BK) dan kemudian disusul dengan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
UAMBD-BK 2019 ini adalah pembuka rangkaian ujian yang harus dihadapi oleh peserta didik kelas 6. Setelah UAMBD-BK mereka akan dihadapkan dengan Ujian Akhir Madrasah Berbasis Komputer (UAM-BK) dan kemudian disusul dengan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
Peserta ujian sudah mulai berdatangan pada pukul 06.45 WIB. Oleh karena UAMBD-BK dimulai pada pukul 07.30 WIB maka mereka pun menunggu bel tanda masuk sambil membaca kembali materi pelajaran yang akan diujikan hari ini.
Sebelum masuk ke dalam ruang ujian, peserta dikumpulkan lebih dulu di halaman madrasah untuk mendapatkan arahan dan motivasi dari para wali kelas mereka.
Keterbatasan perangkat komputer yang dimiliki MIN 1 Gresik (plus laptop pinjaman) memaksa peserta ujian yang berjumlah 82 anak harus rela dibagi dalam 2 sesi. 41 peserta di setiap sesinya.
Ujian berbasis komputer ini adalah yang pertama bagi seluruh peserta. Meskipun mereka sudah melakukan beberapa kali simulasi dan try out (uji coba) ujian berbasis komputer sebelumnya, masih terlihat sedikit kegugupan pada wajah-wajah mereka.
Bagaimana pun juga mengerjakan soal di kertas dan di komputer tentu berbeda sensasinya. Permasalahan seperti komputer yang tiba-tiba mati, tidak bisa login, komputer gagal terhubung ke server, atau kursor yang tidak mau digerakkan terkadang membuat mereka sedikit panik. Untungnya, para Pengawas, Proktor, dan Teknisi selalu siap dan dengan sigap mengatasi setiap kendala yang muncul sehingga peserta dapat menyelesaikan soal-soal ujian yang dihadapinya.
Sebelum masuk ke dalam ruang ujian, peserta dikumpulkan lebih dulu di halaman madrasah untuk mendapatkan arahan dan motivasi dari para wali kelas mereka.
Keterbatasan perangkat komputer yang dimiliki MIN 1 Gresik (plus laptop pinjaman) memaksa peserta ujian yang berjumlah 82 anak harus rela dibagi dalam 2 sesi. 41 peserta di setiap sesinya.
Ujian berbasis komputer ini adalah yang pertama bagi seluruh peserta. Meskipun mereka sudah melakukan beberapa kali simulasi dan try out (uji coba) ujian berbasis komputer sebelumnya, masih terlihat sedikit kegugupan pada wajah-wajah mereka.
Bagaimana pun juga mengerjakan soal di kertas dan di komputer tentu berbeda sensasinya. Permasalahan seperti komputer yang tiba-tiba mati, tidak bisa login, komputer gagal terhubung ke server, atau kursor yang tidak mau digerakkan terkadang membuat mereka sedikit panik. Untungnya, para Pengawas, Proktor, dan Teknisi selalu siap dan dengan sigap mengatasi setiap kendala yang muncul sehingga peserta dapat menyelesaikan soal-soal ujian yang dihadapinya.
No comments:
Post a Comment